A Rock Climbing Competition
I was one of the students who liked an adventure. It could be proven from the extracurricular that I took in my school, that was, hiking. I really liked in doing hiking especially when I had to reach the higher mountains. Even though I hadn’t reached the highest peak yet, which was Jayawijaya in Papua, but I had a very strong passion on it. By hiking, I felt so challenging and it made me more realized how beautiful the creation of God was.
On June 2014, I followed a competition that was held by my school. But, we did not climb a mountain, we just competed to do rock climbing. Student who did that fast, he or she would be the winner. This competition was followed by many participants; there were 50 students join that competition and they came from different schools.
Before starting this competition, there were some preparations that should be done by each student. For the example, checking the equipments, warming up, drinking some water, and off course completing the registration to the committee. The committee also prepared some medicine, doctors, and particular security guards for rock climbing.
The competition started at 10.00 am and I was the only woman who took part in. In my turn, there were no big obstacles in the beginning and I could fix it well. But when it turned higher, I got some difficulties which made couldn’t be fast as before. Even, I almost fell because I wanted to reach a rock, but I couldn’t, so my right hand was slipped. Fortunately, my balance could still be remained and I saved till the top. That was an incredible experience and I would not forget it. I was so happy, although my name wasn’t announced as one of the winners.
Artinya:
Kompetisi Panjat Tebing
Saya adalah salah satu siswa yang menyukai petualangan. Hal ini dapat dibuktikan dari ekstrakurikuler yang saya ambil di sekolah yaitu, hiking. Saya benar-benar menyukai pendakian terutama ketika saya harus mencapai gunung yang lebih tinggi. Meskipun saya belum mencapai puncak tertinggi, yaitu Jayawijaya di Papua, tapi saya memiliki gairah yang sangat kuat akan hal tersebut. Dengan hiking, saya merasa begitu tertantang dan hal itu juga membuat saya lebih menyadari betapa indah ciptaan Allah swt.
Di bulan Juni 2014, saya mengikuti sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh sekolah saya. Tapi, saya tidak mendaki gunung, saya hanya berkompetisi untuk melakukan panjat tebing. Mahasiswa yang melakukannya paling cepat, ia akan menjadi pemenang. Kompetisi ini diikuti oleh banyak peserta; ada 50 siswa yang bergabung dan mereka berasal dari sekolah yang berbeda.
Sebelum memulai kompetisi, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh setiap siswa. Misalnya, memeriksa peralatan, melakukan pemanasan, minum air, dan tentunya menyelesaikan proses pendaftaran kepada panitia. Panitia juga menyiapkan beberapa obat-obatan, dokter, dan petugas keamanan khusus untuk panjat tebing.
Kompetisi dimulai pukul 10.00 WIB dan saya satu-satunya perempuan yang mengambil bagian. Pada gilirannya saya, tidak ada hambatan besar di awal dan saya bisa mengatasinya dengan baik. Tapi ketika tebingnya lebih tinggi, saya punya beberapa kesulitan yang membuat tidak bisa cepat seperti sebelumnya. Bahkan, saya hampir jatuh karena saya ingin mencapai sebuah batu, tapi saya tidak bisa, jadi tangan kanan saya tergelincir. Untungnya, keseimbangan saya masih bisa bertahan dengan baik dan saya selamat sampai atas. Itu adalah pengalaman yang luar biasa dan saya tidak akan melupakannya. Saya sangat senang, meskipun nama saya tidak diumumkan sebagai salah satu pemenang.
Comments are closed.