Cerita Fabel dalam Bahasa Inggris Tentang Singa dan Artinya – Ada banyak cerita fabel baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yang membahas mengenai perjalanan kehidupan seorang singa. Seperti yang ada di bawah ini, terdapat sebuah cerita fabel mengenai singa. 🙂
Nobody Laughs at a Lion
By Paul Bright and Matt Buckingham
In the cool of the morning, on the edge of the jungle, the animals were busy as can be. They were running and racing, climbing and clambering, crawling and creeping all over the place. Pa Lion sat and watched. “You can see why I’m crowned as the jungle’s king,” he said. “The reason is, I’m the best one in doing this difficult task.”
“Do stop boasting,” said Ma Lion. “I ask you, if you are the best one, I just want to know where are you best at?” The question made Pa Lion thought hard for a second.
“Well, running for a start. You just watch this.” Soon after that, Pa Lion jumped into the high grass, causing all animals fear.
As Pa Lion ran, the sleek, long-legged cheetah raced past him with ease, and Cheetah laughed. He laughed quietly, because nobody laughs out loud at a lion. But Pa Lion heard him.
“All right,” said Pa Lion, rather annoyed.
“Cheetah might be just a little bit better at running. But I’m best at… at climbing trees. Look!”
Pa Lion dug his great claws into the nearest tree and scrambled and scartched and scrabbled, and slowly heaved himself up on to the lowest branch.
Monkey was swinging by his tail in the highest branches of the tree, and he saw Pa Lion climbing and he sniggered. He sniggered quietly, because nobody sniggers out loud at a lion. But Pa Lion heard him. “All right,” said Pa Lion, grumpily. “Monkey mught be just a little bit better at climbing trees. But I‘m the best at… at creeping through the long grass, quiet as quiet.”
Pa Lion dropped into a low crouch, then, crawling and creeping, slow as slow quiet as quiet, he moved through the long grass. Snake was slipping through the grass, smooth and silent as a high. He saw Pa Lion crawling and creeping, and he smiled. He smiled to himself, because nobody smiles at a lion. But Pa Lion saw him. Pa Lion began to feel angry. “Okay,” he said. “I think, snakes are the animal that may have a better ability in creeping through the long grass, quiet as quiet. But I am the best at… at…” “You are very good at sleeping,” said Ma Lion. “It shouldn’t be counted, “said Pa Lion.
Then he said, “I am the strongest. Watch me.” He pushed his great head against the trunk of a small tree, bending it until it broke with a loud crack! Elephant was plodding past, leaving a trail of flattened bushes and broken trees in his path. He saw Pa Lion and he lifted his trunk and trumpeted. He trumpeted softly, because not even an elephant trumpets out loud at a lion. But Pa Lion heard him.
Now Pa Lion was furious. “Okay,” he said. “I know that.. Elephant is an animal that just a little bit stronger. But I am the best at… the best at… Oh! I can’t think of anything! “It really makes me want to… ROAR!”
And the sound of Pa Lion’s roar rolled and rumbled and grew and grumbled and echoed and thundered through the jungle. Pa Lion was the very, very best at roaring. Cheetah stopped laughing, and Monkey stopped sniggering, and Snake stopped smiling, and Elephant stopped trumpeting. And Pa Lion was happy at last… because nobody laughs at a lion.
Arti dari Cerita Fabel dalam Bahasa Inggris Tentang Singa
Tak Ada yang Menertawai Singa
Oleh Paul Bright and Matt Buckingham
Di pagi yang dingin di tepi hutan, semua hewan terlihat sibuk. Mereka berlari, berkejaran, memanjat, merangkak, merayap dan mengendap-endap. Pak Singa sedang duduk dan mengamati mereka.
“Kamu mengerti bukan, mengapa aku dijuluki si Raja Hutan. Semua itu karena akulah yang terhebat.” “Berhenti menyombongkan diri. Lagipula kamu terbaik saat melakukan apa?” ucap Bu Singa. Pak Singa berpikir sejenak.
“Baiklah, aku mulai dengan berlari. Kamu lihat saja.” Pak Singa segera meloncat ke rumput-rumput yang tinggi, menyebabkan semua hewan ketakutan.
Saat Pak Singa berlari, seekor Cheetah berkaki panjang dan ramping mendahuluinya dengan mudah dan Cheetah itu tertawa. Cheetah tertawa pelan karena tidak ada yang ebrani tertawa keras di depan singa. Tetapi Pak Singa mendengarnya.
“Baiklah,” ucap Pak Singa dengan agak kesal. “Cheetah mungkin sedikit lebih baik dalam berlari. Tetapi aku terbaik dalam… memanjat pohon. Lihat aku!”
Pak Singa berlari dan menancapkan cakar-cakarnya yang tajam ke pohon terdekat. Ia mencakar-cakar, menggores-gores, dan terus berjuang naik ke atas hingga mencapai dahan terendah.
Monyet bergantungan dengan ekornya di abtang pohon tertinggi. Ia melihat Pak Singa memanjat dan monyet pun tertawa terkikik-kikik. Ia tertawa terkikik pelan karena tidak ada yang tertawa keras di depan singa. Tetapi Pak Singa mendengarnya. “Baiklah,” kata Pak Singa menggerutu. “Monyet memang sedikit lebih baik dalam memanjat pohon. Tetapi aku tetap terbaik dalam… merangkak di antara rumput-rumput tinggi, setenang mungkin.”
Pak Singa menundukkan badannya sampai bawah, lalu merayap dan merangkak, pelan dan tak berisik, di antara rumput-rumput yang tinggi. Ular merayap melewati rumput dengan tenang dan pelan sepelan desahan napas. Si Ular melihat Pak Singa merayap dan merangkak dan si ular pun tersenyum. Si Ular tersenyum pada driinya sendiri, karena tidak ada yang berani tersenyum di depan singa. Tetapi Pak Singa melihatnya. Pak Singa mulai merasa marah. “Baiklah,” ucapnya. “Ular mungkin lebih baik dalam merayap di rumput tinggi, lembut sangat lembut. Tetapi aku tetap yang terbaik dalam…” “Terbaik dalam soal tidur,” ucap Bu Singa. “Tidur tidak masuk hitungan,” ucap Pak Singa.
Lalu ia berkata, “Aku adalah hewan terkuat. Perhatikan aku.” Pak Singa segera mendorong batang pohon kecil dengan kepalanya sampai bengkok dan patah hingga mengeluarkan suara keras! Lalu Gajah lewat dengan lamban sambil meninggalkan bekas rumput-rumput yang telah terinjak dan pohon-pohon yang patah dalam perjalanannya. Gajah melihat Pak Singa, lalu mengangkat batang pohon dan mengeluarkan suara dari belalainya. Ia mengeluarkan suara dengan pelan karena tidak ada yang berani bersuara keras di depan singa. Tetapi Pak Singa mendengarnya.
Sekarang Pak Singa sangat marah. “Baiklah,” katanya. “Mungkin Gajah memang sedikit lebih kuat. Tetapi aku tetap terbaik dalam… terbaik dalam… Oh! Aku tidak bisa berpikir!” “Itu membuatku sangat ingin meng… AUUUM!” dan auman Pak Singa menggemuruh, menderu, menggema dan menggelegar bagaikan petir di dalam hutan. Pak Singa ternyata sangat sangat hebat dalam mengaum. Cheetah berhenti tertawa, monyet berhenti terkikik,dan ular berhenti tersenyum, juga gajah berhenti bersuara. Pak Singa akhirnya gembira… karena tidak ada yang menertawai singa!