Contoh Narrative Text Legenda Rawa Pening dalam Bahasa Inggris dan Artinya – Bagaimana si cerita legenda rawa pening itu sebenarnya? Buat yang penasaran atau yang ingin menjadikannya sebagai kisah dalam story telling, silakan baca teks berikut ini.
The Legend of Rawa Pening
One day, a little boy who was hungry came to a small village. The boy was very poor. He did not have anything in this world. The little boy knocked on every door in the village and asked some food for him. However, nobody cared to him. Even not a single person in the village wanted to help the poor boy.
But suddenly, there came an old woman who was kind. She gave that poor little boy a few meals. And then the little boy ate the food given by the old woman. When he wanted to go, he gave the old woman “Lesung”, a large wooden mortar for pounding rice. Afterwards, the poor little boy continued his way. While he was passing through the village, he saw many people gathered in the field and had a big party there. He went to the celebration and asked for food to the host. However, he was expelled by the host. All the people there were laughing at him and stoned him. The poor little child went with anger. Then he plugged a stick into the ground in the village. He told everyone there that there will no one could revoke the stick from the ground because all the villagers were arrogant. Hearing the words of the little boy, everyone in the village was trying to pull the stick out of the ground. One by one the villagers tried even the entire villages including small children came to the place but they failed. The villagers began to surrender. They accused the child as a witch who had the power of evil and asked the little boy to pull out a stick stuck in the ground.
Then the little boy tried to pull back the stick that had he plugged into the ground. The crowd was laughing and taunting the boy. When the boy revoked the sticks, everyone who was there shocked. Suddenly, the hole left by the stick issued water. The water did not stop flowing and flooding the village. All the people who were there drowned. There were no survived from the water except an old woman who gave the little boy meal. The old woman used mortar given by the child as boats. Finally the whole village turned into a large lake known as Rawa Pening.
Artinya:
Legenda Rawa Pening
Pada suatu hari, seorang anak kecil yang kelaparan datang ke sebuah desa kecil. Anak itu sangat malang. Dia tak memeiliki siapa-siapa di dunia ini. Anak kecil itu mengetuk setiap pintu yang ada di desa dan meminta beberapa makanan untuknya, tapi tak ada yang peduli dengan dirinya. Tak satupun orang di desa itu membantu anak kecil yang malang itu.
Namun tiba-tiba datanglah seorang wanita tua yang baik hati. Dia memberi anak kecil yang malang itu beberapa makan. Kemudian anak kecil itu memakan makanan pemberian nenek tua itu. Ketika anak itu ingin pergi, dia memberi nenek itu “lesung”, sebuah mortir kayu besar untuk menumbuk padi. Anak kecil malang itu pun melanjutkan perjalanannya. Sementara ia melewati desa, ia melihat banyak orang berkumpul di lapangan. Dia pun mendatangi perayaan itu dan meminta makanan kepada sang tuan rumah. Namun, dia malah diusir oleh sang tuan rumah. Semua orang yang hadir di sana pun menertawakannya dan melemparinya dengan batu. Anak kecil yang malang itu pergi dengan rasa marah. Kemudian dia menancapkan sebuah lidi ke dalam tanah desa itu. Dia berkata kepada semua orang yang ada bahwa taka da satupun yang bisa mencabut lidi itu dari tanah karena semua penduduk desa itu sombong. Mendengar perkataan anak kecil itu, semua orang di desa itu mencoba untuk menarik lidi itu keluar dari tanah. Satu persatu penduduk desa mencobanya bahkan seluruh penduduk desa termasuk anak-anak kecil datang ke tempat itu mencobanya dan gagal. Penduduk kampung pun mulai menyerah. Mereka menuduh anak itu seorang penyihir yang mempunyai kekuatan jahat dan meminta anak kecil itu untuk mencabut lidi yang tertancap di tanah.
Lalu anak kecil itu mencoba menarik kembali lidi yang telah ia tancapkan ke dalam tanah. Kerumunan orang-orang itu tertawa mengejek anak itu. Namun ketika anak itu mencabut lidi tersebut, semua orang yang ada di sana kaget. Tiba-tiba, dari lubang yang ditinggalkan oleh tongkat menyembura air. Air itu tidak berhenti mengalir dan membanjiri desa. Semua orang yang berada di sana pun tenggelam. tidak ada yang selamat kecuali wanita tua dermawan yang memberinya makan. wanita tua itu menggunakan lesung pemberian anak itu sebagai perahu. Akhirnya seluruh desa menjadi danau besar yang dikenal sebagai Danau Rawa Pening.