Spoof text merupakan salah satu bagian atau jenis text. Spoof text masuk ke dalam golongan teks narasi yang menceritakan sebuah kejadian di masa lampu, namun dengan akhir yang tidak bisa ditebak. Akhir cerita tersebut adalah akhir yang lucu sehingga pembaca merasa terhibur setelah mengetahui keseluruhan ceritanya.
Jika boleh diibaratkan, spoof text mirip dengan sketsa, sebuah acara di salah satu stasiun televisi yang menyajikan cerita biasa di awalnya, namun mempunyai akhir yang lucu. Spoof text mempunyai tujuan komunikatif, yaitu untuk menghibur pembaca dari cerita yang disajikan.
Struktur Kebahasaan Spoof Text
Di dalam spoof text, terdapat struktur kebahasaan dan kesemuanya dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Orientation
Layaknya text bergenre narrative yang lainnya, spoof text diawali dengan orientation. Bagian ini digunakan oenulis untuk mulai memperkenalkan cerita. Di dalamnya, Anda akan membaca beberapa bagian penting seperti pengenalan tokoh, cerita, serta tempat.
2. Events
Di bagian events, penulis menceritakan kejadian-kejadian yang ada di dalam cerita tersebut. Kendati demikian, cerita yang ada masih dalam kategori wajar sehingga belum menjadi lucu atau klimaks.
3. Twist
Terakhir ada twist. Merupakan bagian teks yang tujuannya membuat pembaca terhibur. Inilah bagian akhir, yang berarti bagian yang tidak disangka-sangka serta bersifat lucu.
Ciri Kebahasaan dari Spoof Text
Sebagai pembeda dari text lainnya, spoof text mempunyai berbagai cirri kebahasaan antara lain:
- Menggunakan Past Tense: was, were, did.
- Menggunakan action verbs: did, went, walked.
- Menggunakan kata keterangan waktu serta kata keterangan tempat.
- Menyajikan cerita secara kronologis.
Contoh Spoof Text
One day Si Unyil was walking around, he wanted to enjoy the beauty of nature. Suddenly, he was surprised because he saw a lot of people clustered. He went the crowd and asked one of the residents.
“What’s going on?” Asked Si Unyil.
“There is a road show involving a magical elephant,” the man said.
“What do you mean by that magical elephant” asked Si Unyil curiously.
“The elephant who only nodded the head to his master, and more amazingly, the elephant understands the human language,” said the man.
The explanation made Si Unyil more interested and curious. After a few minutes, Si Unyil was in the crowd. There are many people who tried to make the elephant to nod and all of them were fail. They tried in various ways to make the elephant nodded, but no one won.
Seeing the elephant persistence, Si Unyil was more curious. He eventually signed up to participate in the contest. It’s the turn of Si Unyil who faced the magical elephant. In front of the elephant, Si Unyil asked,
“Do you know who I am?”
The elephant was directly shook his head.
“Are not you afraid of me?” asked Si Unyil again.
But the elephant was still shaking his head.
“Are you afraid of your master?” Said Si Unyil again.
Elephants began to hesitate, but he just kept quiet.
“If you remain silent, well, I will report it to your master,” threatened Si Unyil.
Elephants still shaking his head.
“Okay, I ask you once again, are you afraid of your master?” Said Si Unyil once again.
Finally, the magic elephant nodded repeatedly and Si Unyil won the game.