Mengetahui suatu hal saja tidak cukup, kita harus praktek. Sebagai contoh, kita tahu sebuah cara belajar bahasa Inggris yang jitu. Kita sudah membaca banyak tips. Namun, ketika kita tidak mempraktikkan semua tips tersebut secara konsisten, maka semuanya hanya untaian kata yang kosong.
Inilah sebuah hal yang sejatinya juga harus disadari dalam dunia pendidikan Indonesia. Ada banyak anak yang setiap hari hanya diberikan teori dan teori. Mereka hanya diberikan rumus dan bahan bacaan, kemudian menghafalkannya untuk sukses di ujian.
Padahal, pada kenyataannya semua itu membuat otak kanan siswa tumpul. Melalui segudang teori yang diberikan, siswa secara langsung hanya mampu menerima hal yang sudah jadi. Logika berpikir serta kreativitas mereka tidaklah diasah.
Tidak heran apabila banyak anak yang dianggap jenius karena ranking satu dikelas, namun tidak mampu menghasilkan banyak karya ketika mereka lulus.
Adakah Alternatif Solusi Untuk Masalah Ini?
Jawabannya ada. Berikut ini beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai solusi terhadap masalah-masalah kurangnya praktik di kelas.
Bangkitkan Logika Siswa
Kita tidak bisa hanya memberikan teori secara langsung kepada siswa. Berikan mereka logika-logika terlebih dahulu kepada mereka agar mereka memahaminya. Integrasikan pelajaran yang Anda bawa di kelas dengan kejadian sehari-hari.
Saya memiliki teman, seorang guru fisika. Ia menjelaskan gaya tarik dan gaya dorong di pelajaran fisika dengan menyuruh siswa secara berpasangan untuk saling mendorong meja. Tujuannya apa? Agar logika mereka terbangun dan agar siswa tidak serta-merta hanya menerima teori.
Buat siswa Anda berpikir dahulu bagaimana teori tersebut bisa terjadi. Baru Anda berikan teorinya secara lengkap.
Hidupkan Kegiatan Organisasi di Sekolah
Tidak dipungkiri, organisasi merupakan hal yang sangat sangat bermanfaat. Organisasi adalah gerbang seorang pelajar menuju dunia nyata. Di dalam organisasi, seorang siswa belajar berinteraksi, memahami satu sama lain, bekreasi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen waktu.
Salah satunya organisasi pramuka. Ketika seorang siswa harus mengikuti lomba, maka ia berada di situasi yang membuatnya harus mengatur waktu antara sekolah dengan persiapan lomba. Ia juga harus menjadi seorang yang mampu berkreasi dengan baik sehingga menang diperlombaan. Lebih jauh lagi, siswa tersebut ditekankan harus berinteraksi dengan temannya agar koordinasi tim di perlombaan berjalan maksimal.
Melalui segudang tantangan tersebut, saya yakin seorang siswa mampu lebih pintar menguasai dunia yang sesungguhnya, bukan Cuma menguasai dunia teori yang ada di kelas.
Semoga artikel singkat ini memberikan manfaat kepada Anda. 🙂